"Kehidupane bapak, ke..ras sekali lee.., sampean saiki mek garek berjuang nglawan roso malesmu ae lee. Soale sampean iku sek TANGGUNG JAWAB E bapak." tutur beliau (semoga Allah mengampuni segala dosa-dosanya dan khilafnya yang lalu, aamiin). Aku pun tertunduk dan mencoba mencermati dan menghayati kehidupan ayah yang memang hidupnya penuh dengan perjuangan yang keras. Pendidikan keluarga pun walaupun bukan termasuk dalam keluarga TNI (yang dikenal dengan pendidikan keluarga yang keras dan disiplin) tetapi keluarga ayahku mendidiknya seakan-akan pendidikan militer.
Anak pertama dari 6 bersaudara yang memiliki karakter bermacam-macam dan keunikan yang menjengkelkan yang bermacam-macam pula memaksa ayahku untuk mengurusi dan mengayomi si adik-adik hingga akhirnya tumbuh dewasa dan berbagai problematika kehidupan yang selama ini hanya kulihat di sebuah televisi, ternyata benar-benar dirasakan oleh ayahku yang sangat aku cintai ini. Tapi sepertinya cukuplah aku yang tahu, pembaca semoga lebih bisa menghargai perjuangan orangtua yang selalu memperjuangkan kita dari buaian ibu hingga saat ini.
Perjuangan, tak pernah lepas dari pikiranku. "Apa yang sudah aku perjuangkan selama ini?", "Bagaimana aku merancang masa depanku ini?", "Harapku untuk bisa menikah muda sehingga bisa menjalani segala tantangan kehidupan lebih dini, dan akhirnya kelak bisa memberikan nasihat ke sana-sini, tetapi siapa yang bisa mendampingi hidupku ini?", "Benarkan pilihanku sekarang ini untuk menyibukkan diri memutuskan hidup di dunia pesantren modern sebagai seorang mudabbir?", serta berbagai pertanyaan yang sebenarnya hanya butuh sebuah action dariku untuk mengetahui semua jawabannya.
"Merancang Masa Depan" sungguh sebuah isu yang masih abstrak namun dalam mencapainya membutuhkan langkah-langkah strategis yang dapat memberikan pencerahan dalam meraih masa depan yang indah. Yaaa.. sebagaimana kita ketahui dan yang menjadi sebuah prinsipku, masa depan yang indah itu adalah ketika kita sekeluarga dekat dengan SANG RABB yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang serta seimbang dalam menjalani kehidupan dan urusan keduniawian.
Lagi-lagi pertanyaan muncul, "apakah pilihan yang selama ini sudah aku pilih, adalah pilihan yang tepat?" Yaa Allah, Engkau memiliki keMaha KuasaanMu. Tak ada upaya dan kekuatan ini kecuali atas izinMu ya Allah.. Tegurlah hamba apabila ada perbuatan dhalim kepada manusia dan kepadaMu ya Allah. Buatlah air mataku jatuh di saat sujudku dan doaku dipagi dan sore hari. Istiqomahkan hambaMu ini dalam ketaatanku kepadaMu Ya Allah.. Engkaulah pengkabul segala doa dan harapan hambaMu berdasarkan keMaha BesaranMu.
~ Hamba yang masih butuh banyak belajar
~ Hamba yang masih butuh banyak peduli
~ Hamba yang masih butuh banyak amalan baik utk bekal kelak.
"Perbanyaklah mengingat akan pemutus nikmat (kematian)!"
dan
"Berjuanglah, jangan bermalas-malasan serta jangan lalai karena penyesalan akan datang kepada siapa saja yang bermalas-malasan"